Cara Budidaya Udang Vaname Tradisional (PALING LENGKAP & SUKSES)
Halo Dulur-Dulur Petambak Udang Vaname Dimanapun Anda Berada ...!!
Salam Sukses Satu Hobi Dan Salam Satu Usaha Tambak Udang !!
Jika Kita perhatikan, ternyata masih banyak Dulur-Dulur di beberapa daerah yang berbudidaya udang vaname secara tradisional, entah itu tambak tanah lempung atau tanah pasir tanpa kincir dan tanpa pakan atau yang tambak tanah tetapi sudah menggunakan 1 - 2 kincir dan sudah melakukan pemberian pakan tetapi masih memiliki padat terbar udang vaname yang rendah.Betul Apa Betul ?!
Sebenarnya sistem bertambak tradisional dengan sistem tambak yang semi intensif itu tidak terlalu jauh berbeda. Yang membedakannya , misalnya :
- Bahan Dasar Kolam Tambak Udang
- Kebutuhan Dan Bahan - Bahan Yang Digunakan Selama Budidaya
- Jumlah Kepadatan Tebar Udang Dalam 1 Kolam
- Penggunaan Kincir Atau Tidak Menggunakan Kincir
- Pemberian Pakan Dan Tidak Memberikan Pakan
- Dan Beberapa Faktor Lain
Marilah Kita mulai saja cara budidaya udang vaname tradisional dalam tambak tanah yang Kita khususkan pada tambak tradisional tanah tanpa kincir dan hanya dengan pemberian pakan sederhana atau bahkan tanpa pemberian pakan , Tetapi mampu Panen dengan hasil yang maksimal dan di waktu yang singkat untuk mencapai ukuran udang yang sesuai harapan .....
1. Proses Pengeringan , Pembalikan Tanah Dan Pengapuran Tambak Udang
Langkah awal yang harus dilakukan dalam budidaya udang vaname tradisional adalah proses Pengeringan Tanah bekas siklus budidaya sebelumnya agar tanah tambak kembali steril dan bebas virus penyakit.
Selama proses pengeringan ini, usahakan kolam tambak benar-benar kering dari segala macam genangan air. Sebaiknya pengeringan ini dilakukan saat kondisi matahari yang panas selama 5 - 6 hari agar tanah bagian dasar kolam benar-benar steril dan sampai pecah-pecah karena kepanasan.
Selanjutnya adalah proses pembalikan tanah dasar kolam dan proses pengapuran plus pemupukan kolam tambak budidaya. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan menggunakan cangkul atau sekop jika luas lahan dibawah 800 Meter². Tapi jika luas lahan tambak sudah mencapai 1 hektar sebaiknya menggunakan bekho.Untuk ukuran kedalaman pembalikan tanah ini sebaiknya diawali dengan kedalaman sekitar 20 Cm - 30 Cm. Usahakan dibalik secara merata dan memberntuk tegalan saja dulu jangan langsung diratakan. Setelah itu, sebaiknya lakukan pengukuran pH tanah terlebih dulu dengan menggunakan pH Meter di beberapa titik dalam kolam hingga ketemu dengan angka rata-rata yang bisa dijadikan pathokan ukuran pH tanah pada kolam tambak tersebut. Dan sebaiknya kegiatan ini dilakukan dengan teliti sebab akan menentukan dosis pemberian pupuk dan juga pengapuran tanah dasar kolam.
Apabila Anda sudah mengetahui ukuran pH tanah dasar kolam tambak Anda , maka segera lakukan pengapuran dan pemupukan saat kondisi tanah dasar kolam masih berbentuk tegalan tegalan bekas pembalikan.
Berikut ukuran pH tanah dan kebutuhan pemupukan juga pengapurannya :
- PH Tanah 3 - 5 : Sebaiknya gunakan Kapur DOLOMIT (MgO) sebanyak 4000 Kg / Hektar + TON Nasa 3 - 4 Kg / Hektar
- PH Tanah 5 - 7 : Sebaiknya gunakan Kapur DOLOMIT (MgO) sebanyak 3000 Kg / Hektar + TON Nasa 2 - 3 Kg / Hektar
- PH Tanah > 7 : Sebaiknya gunakan Kapur DOLOMIT (MgO) sebanyak 1500 Kg / Hektar + TON Nasa 1 - 1,5 Kg / Hektar
Langkah pertama setelah proses panen darurat di siklus sebelumnya adalah proses pengeringan air kolam tambak sampai benar-benar kering dan tanahnya pecah-pecah karena panas matahari. Proses pengeringan ini setidaknya dilakukan antara 6 - 10 hari dibawah sinar matahari.
Bagusnya, selama proses pengeringan ini dilakukan penaburan Kaporit atau Kaptan / Calcium Carbonate (CaCO3) terlebih dulu dipermukaan tanah dasar kolam dan dinding kolam secara merata.
Setelah 10 hari Pengeringan berlangsung, lakukan pembalikan tanah dasar kolam dengan kedalaman sekitar 25 - 35 Cm dengan menggunakan cangkul atau alat lain. Setelah semua tanah dasar kolam terbalik dan masih belum rata, segera tabur DOLOMIT, UREA, TON Nasa & KAPTAN PERTANIAN secara merata ke seluruh permukaan tanah. Lalu siram dengan air sampai permukaan dasar kolam tambak basah. Diamkan kondisi tersebut sekitar 2 - 5 hari dibawah panas matahari. Biasanya tanah akan pecah-pecah atau retak.
Setelah Tanah Retak dan setelah hari ke 6 proses pengeringan, maka lakukan pembalikan tanah kembali dengan kedalaman sekitar 10 - 20 Cm. Dan Ratakan permukaan dasar kolam budidaya tersebut. Lalu kemudian tebarkan TON Nasa , DOLOMIT , Kaporit , NPK dan Urea secara merata diatas permukaan tanah dasar kolam yang sudah rata tadi.
Diamkan selama 2 hari. Kemudian masukkan air kedalam kolam tambak udang tadi dengan ketinggian sekitar mata kaki orang dewasa. Lakukan pengecekan salinitas air dan pH air dalam tambak. Sembari Anda memesan benur udang vaname yang sama dengan ukuran salinitas air kolam. Diamkan kolam tambak selama 24 jam.
Setelah 24 jam, lakukan pemasukan air kolam sampai ketinggian 70 - 80 Cm. Dan diamkan selama 2 - 5 hari. Setelah 5 hari, lakukan pengecekan salinitas air kolam tambak , pH air, Suhu Air dan kondisi kepekatan / kesuburan air dalam tambak.
Pada hari ke 6 , Anda sudah bisa langsung memasukkan benur udang vaname yang salinitasnya sesuai ukuran salinitas air dalam kolam tambak Anda tadi.
Berikut ukuran pH tanah dan kebutuhan pemupukan juga pengapurannya :
- PH Tanah 3 - 5 : Sebaiknya gunakan Kapur DOLOMIT (MgO) sebanyak 4000 Kg / Hektar + TON Nasa 3 - 4 Kg / Hektar
- PH Tanah 5 - 7 : Sebaiknya gunakan Kapur DOLOMIT (MgO) sebanyak 3000 Kg / Hektar + TON Nasa 2 - 3 Kg / Hektar
- PH Tanah > 7 : Sebaiknya gunakan Kapur DOLOMIT (MgO) sebanyak 1500 Kg / Hektar + TON Nasa 1 - 1,5 Kg / Hektar
- Air Sirih atau Air Sirsak
- TON Nasa
- Kaptan / Calcium Carbonate (CaCO3)
- Kaporit
- Urea
- Air Daun Sirsak / Jambu Muda
- Lengkuas / Temulawak
- Kuning Telur Ayam Kampung
- YAKULT
- Garam / Micin (secukupnya)
- Micro Mineral
- Vitamin C
- Vitamin B Complek
0 Response to "Cara Budidaya Udang Vaname Tradisional (PALING LENGKAP & SUKSES)"
Posting Komentar